Jumat, 24 Desember 2010

Sebuah Renungan Akhir Tahun

Sahabat…., tanpa terasa kita sudah hidup lagi di akhir tahun, apakah tahun depan kita masih diberi kesempatan untuk bernafas kembali menikmati indahnya segala ciptaan dan nikmatNYA ? ataukah tahun ini adalah akhir dari kehidupan kita ? detik demi detik terus berlalu meninggalkan kita tanpa kita dapat kembali lagi ke detik-detik waktu tersebut, apa yang telah dan akan kita persiapkan untuk menghadapai suatu hari yang tak ada lagi sandiwara?, adakah karya nyata yang akan menolong dan mengekalkan amal-amal kebaikan kita ? Inilah kisah untuk bahan renungan kita di penghujung tahun ini

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet.

Baju merahnya yg Kebesaran melambai Lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang Es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram Ikatan sabuk celana ayahnya.

Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk Di atas seonggok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915:20- 01-1965"

"Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo'a untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk Neneknya...

"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguk sembari tersenyum, sembari memandang pusara Ibu-nya. "Hmm, berarti nenek sudah meninggal 45 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu

sudah di dalam kubur 45 tahun ... "

Yani memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana. Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910"

"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 100 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu-satunya. "Memangnya kenapa ndhuk ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya.

"Hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?"

Ayahnya tersenyum, "Lalu?" "Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42

tahun dong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur .... Ya nggak yah?" mata Yani berbinar karena bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya.

Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas . "Iya nak, kamu pintar," kata ayahnya pendek.

Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Meneteskan air mata...

Kalau aku meninggal .. Lalu aku belum sempat bertaubat atas dosa-dosaku ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti aku akan disiksa 1000 tahun? Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'un .... Air matanya semakin banyak menetes, sanggupkah aku selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun

ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu aku akan disiksa di kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi? Tahankah? padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarin aku sudah tak tahan?

Ya Allah.....betapa aku belum sanggup untuk Kau panggil karena beban dosa yang semakin hari semakin menggunung ( Ia semakin menunduk, tangannya terangkat, keatas bahunya naik turun tak teratur....dadanya gemuruh, air matanya semakin membanjiri jenggotnya)

Allahumma as aluka husnul khootimah…. (ya Allah aku mohon kebaikan di akhir hayatku) berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani.

Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan Bambu. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu, betapa sang Ayah sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuah kehidupan... Dan apa yang akan datang di depannya...

"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."

Habis Sholat Isya , Gadis kecil itu mendatangi kepada ayahnya yang belum selesai sholat sunnah.Setelah mengucapkan salam, Sang ayah menatap anaknya. " ada Apa Nak ? " “Apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita?”.

Ayahnya memandang kepada yani kecil itu dan berkata, “Tidak, nak. Manusia sering melakukan kekhilafan secara sadar maupun tidak. Itulah kenapa kita diperintahkan memohon ampun kepada Alloh setiap hari”.

Putri kecil ini kemudian memandang ayahnya dan berkata lagi, “Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun?” Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya. “Oh ayah, bagaimana kalau 1 bulan, apakah kita bisa hidup tanpa melakukan kesalahan?”

Ayahnya tertawa, “Itu sangat sulit, nak”. “OK ayah, ini yang terakhir kali, apakah kita bisa hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja?”. Ayahnya berfikir sebentar.kemudian Ia mengangguk, "Jika dia berusaha dan Alloh memberikan Hidayah. kemungkinan besar bisa".

Anak ini tersenyum lega. "Jika demikian, aku akan berusaha hidup benar dari jam ke jam, ayah. Lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya dari jam ke jam, sehingga aku dapat hidup dengan benar.... "

Sang Ayah berkaca-kaca menatap Putrinya: " Apa yang kau katakan penuh dengan Hikmah, semoga Alloh selalu memberimu petunjuk.."

Suatu hari Rosulullah bertanya kepada seorang Sahabatnya : "Bagaimana kondisimu hari ini, wahai Hudzaifah?" tanya Rosulullah.

Dengan percaya diri ia menjawab,"Alhamdulillah, ya Rosulullah, saat ini aku menjadi seorang mukmin yang kuat iman." Rosulullah bertanya kembali, "Hai Hudzaifah, sungguh segala sesuatu itu ada buktinya, maka apa bukti dari pernyataanmu itu?"

Jawab hudzaifah r.a. "Ya Rosulullah, tidak ada suatu pagi pun yang aku hidup padanya dan aku berharap untuk sampai pada sore hari, dan tiada sore pun yang aku hidup padanya dan aku berharap untuk sampai pagi hari, melainkan aku melihat dengan jelas didepan mataku syurga yang penduduknya bercanda ria menikmati keindahannya dan aku melihat neraka dengan penghuninya yang berteriak menjerit histeris merasakan dahsyatnya sikasa."

Rosulullah Saw mengatakan, " Arofta falzam, kamu sudah tahu maka komitmenlah dengan apa yang kamu tahu."

Rabu, 22 Desember 2010

Air Mata Kehidupan

Suatu ketika, ada seorang anak lelaki yang bertanya kepada ibunya. “Ibu,mengapa ibu menangis ?”. Ibunya menjawab, “Sebab aku wanita.” Saya tidak mengerti,” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kamu memang tidak akan mengerti……”

Kemudian, anak itu bertanya kepada ayahnya. “Ayah,mengapa ibu menangis ?”

Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan.”Hanya itu jawaban yang dapat diberikan oleh ayahnya.

Lama kemudian, si anak itu menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Pada suatu malam, ia bermimpi dan mendapat petunjuk daripada Allah mengapa wanita mudah sekali menangis. Saat Allah menciptakan wanita, Dia membuat menjadi sangat penting. Allah ciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya. Walaupun, bahu itu cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tidur.

Allah berikan wanita kekuatan untuk melahirkan zuriat dari rahimnya. Dan sering kali pula menerima cerca daripada anaknya sendiri……Allah berikan ketabahan yang membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah di saat semua orang berputus asa.

Wanita, Allah berikan kesabaran, untuk merawat keluarganya walau letih, sakit, lelah dan tanpa berkeluh-kesah. Allah berikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya, dalam situasi apa pun. Biarpun anak-anaknya kerap melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini memberikan kehangatan kepada anak-anaknya yang ingin tidur. Sentuhan lembutnya memberi keselesaan dan ketenangan.

Dia berikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa kegentiran dan menjadi pelindung baginya. Bukankah tulang rusuk suami yang melindungi setiap hati dan jantung wanita ?

Allah kurniakan kepadanya kebijaksanaan untuk membolehkan wanita menilai tentang peranan kepada suaminya. Seringkali pula kebijaksanaan itu menguji kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap saling melengkapi dan menyayangi.

Dan akhirnya, Allah berikannya airmata agar dapat mencurahkan perasaannya… Inilah yang khusus Allah berikan kepada wanita, agar dapat digunakan di mana ia inginkan.

Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata!

” Ini air mata kehidupan.”

Sabtu, 18 Desember 2010

Memulai Sebuah Pekerjaan

Segala pekerjaan tidak pernah sulit daripada kelihatan-nya, bisa anda telah memulai mengerjakan. Letakan satu langkah kaki di depan langkah kaki yang lain. Ambil selembar kertas dari tumpukan atau bukalah laptop dan mulailah bekerja. Mulailah gali, dan jangan berhenti.

Jangan cari kenyamanan, tetapi buatlah kenyamanan. Rasakan kepuasan dan pencapaian saat apa yang anda kerjakan telah selesai.

Tidak peduli apa yang anda kerjakan, berikan perhatian penuh, dan berikan yang terbaik. Jangan terpikir untuk memberikan yang sempurna. Cukup yang berharga dan berguna. Nikmati dan hargai kerja anda. Banggalah karena anda mengerjakannya.

Pekerjaan yang anda kerjakan, apapun pekerjaan itu, adalah sebuah kesempatan. Kesempatan bagi anada untuk membuktikan orang macam apakah anda. Kesempatan untuk menghargai diri anda, dan orang di sekitar anda.

Selasa, 14 Desember 2010

Gratis Sepanjang Masa

Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur ia menyerahkan selembar kertas yang telah di tulisnya, setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya :
Untuk memotong rumput 2 dinar
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini 1 dinar
Untuk pergi ketoko di suruh ibu 1/2 dinar
Untuk menjaga adik waktu ibu kepasar 1/2 dinar
Untuk membuang sampah 1 dinar
Untuk nilai yang bagus 3 dinar
Untuk membersihkan dan menyapu halaman 1/2 dinar
Jadi jumlah utang ibu adalah 8 1/2 dinar
Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu lalu ia mengambil pulpen, membalikan kertasnya dan inilah yang ia tuliskan:
Untuk sembilan blan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Untuk mengobati kamu dan mendoakan kamu, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau di jumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis
Anakku... dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS
Seusai membaca apa yang ditulis ibunya sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya dan berkata :"Bu, aku sayang sekali sama ibu" kemudian ia mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar "LUNAS". -tafakur-

Senin, 06 Desember 2010

Kisah petani yang mencintai rajanya

Artikel di bawah ini adalah terjemahan pidato bahasa Inggris Putri Salsa tentang UAN (Ujian Akhir Tahun), yang disampaikan dalam sebuah lomba pidato. Saya rasa uraianya sangat menarik untuk disimak. Selamat merenungkannya!
Kisah petani yang mencintai rajanya
oleh Putri Salsabila

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya ingin memulai dengan sebuah cerita yang sangat menarik untuk Anda

Ini adalah kisah tentang seorang petani yang benar-benar setia kepada raja. Raja memiliki tanah yang sangat besar dan ada ratusan petani yang mengurus daerah tersebut. Tapi di antara semua para petani, hanya ada satu petani yang benar-benar mendedikasikan dirinya untuk pekerjaan. Dia mencintai raja dan itulah sebabnya dia mencintai pekerjaan itu. Setiap pagi ia bangun pukul lima sore sementara petani lainnya masih tertidur. Dan setiap sore, dia pulang ke rumah yang terakhir setelah semua petani lain pulang ke rumah duluan. Ketika petani lain bekerja delapan jam sehari, ia bekerja dua belas jam sehari meskipun tidak ada gaji tambahan untuk melakukan itu.

Dalam setiap tahun ada satu hari, raja sendiri secara pribadi datang ke tanah pertanian tersebut dan dia ingin bertemu semua petani. Ada peraturan di kerajaan tersebut yang mengatakan bahwa semua petani harus datang untuk bertemu raja dan mereka semua harus berjabat dan mencium tangan raja untuk menunjukkan pengabdian mereka.

Sayangnya, hanya satu hari sebelum raja datang, sang petani yang setia sakit karena ia bekerja terlalu keras untuk persiapan untuk menyambut raja. Untuk itu alasan dia tidak menghadiri pertemuan dengan raja.

"Aturan adalah aturan" kata sekretaris kerajaan. Karena petani tidak datang ke pertemuan dengan raja, ia dianggap sebagai warga negara tidak hormat. Dia harus menghadapi pengadilan dan berakhir ke penjara sebagai konsekuensinya. Jadi petani yang rajin dan setia tersebut harus mendekam di penjara.
Hanya karena satu hari yang tidak menguntungkan.

Apakah Anda pikir apa yang terjadi dengan petani dalam cerita ini adil?
Apakah menurut Anda dia layak untuk pergi ke penjara?
Tidak adil bukan?
Oke, saya setuju dengan Anda, itu tidak adil.
Dia tidak pantas mendapatkannya.

Tetapi kenyataannya, hal yang sama terjadi dalam sistem pendidikan kita.
Apakah Anda tahu apa ini cerita tentang?
Ini adalah ujian nasional tentang akhir atau disebut UAN (Ujian Akhir Nasional).

Pemerintah membiarkan tiga atau empat hari uji untuk menentukan nasib siswa. Mereka tidak peduli tentang proses belajar siswa, mereka tidak peduli apakah para siswa bekerja keras atau tidak untuk beberapa tahun terakhir, mereka hanya peduli tentang nilai akhir dan itu saja. Jika siswa memiliki skor yang baik di ujian akhir nasional, siswa lulus. Jika tidak, siswa harus mengulang lagi. Sungguh sangat keliru.

Semua siswa harus bekerja keras enam tahun di SD, tiga tahun di kedua sekolah menengah dan sekolah tinggi. tetapi jika mereka menemukan satu hari yang malang, mereka akan kehilangan segalanya.

Sebagai contoh, Wahyuningsih dari SMK 3 di Muaro Jambi yang meninggal setelah menelan racun serangga. Dia memiliki nilai UN terbaik di sekolahnya untuk bahasa Indonesia. Sayangnya, ia gagal pada matematika. Dia bisa saja mengambil tes remedial tapi karena sudah frustasi dia menjadi murung dan bunuh diri.

Melati, dari SMA 6 Jakarta telah menerima beasiswa untuk Jerman dan Australia, tetapi karena dia gagal dalam matematika, semua beasiswa yang dia dapat langsung menghilang

Contoh lain adalah Alex Arida, dia adalah seorang kontestan pada Olimpiade Fisika di jawa tengah. Dia anak yang pintar, dia sudah diterima di Universitas Semarang nasional, tetapi karena skor rendah di matematika, ia tidak lulus ujian Akhir Nasional.

Coba bayangkan. Jika Anda adalah seorang murid yang baik, jika Anda bekerja keras sehari-hari yang semua siswa iri pada Anda, tetapi pada hari ujian akhir nasional, salah satu yang tercinta Anda meninggal. Anda tidak dapat berkonsentrasi melakukan tes, tetapi Anda tidak dapat menghindari UAN. Dan karena itu, Anda gagal dan harus mulai dari awal lagi.

Atau mungkin contoh yang agak terlalu ekstrem. Tapi yang penting, bagaimana jika terjadi sesuatu hari sangat buruk sebelum ujian akhir nasional? Bagaimana jika suatu bencana alam terjadi? Bagaimana jika orang-orang tercinta Anda mengalami kecelakaan? Bagaimana jika ANDA mengalami kecelakaan?

Menurut pendapat saya, saya sangat tidak setuju dengan bagaimana sistem pendidikan ini bekerja! Saya tidak mengatakan bahwa UAN ujian akhir nasional seharusnya tidak ada (dihilangkan). Yang saya maksud adalah bahwa kita masih dapat memiliki UAN, tetapi bukan sebagai penentu dari yang lulus dan yang gagal, tapi sebagai indikator atau evaluasi terhadap kualitas pendidikan kita saat ini. Dengan demikian semuanya menang.
Pemerintah masih dapat menjalankan UAN, dan kita bisa lulus dengan penilaian yang masuk akal.

Guru adalah orang yang tahu siswa bertahun-tahun. Mereka tahu betapa keras kita bekerja atau bagaimana nilai-nilai yang biasa kita. Mereka harus menjadi orang yang memiliki otoritas untuk membuat keputusan yang lulus atau tidak.

Pendidikan bukan hanya tentang angka. Pendidikan adalah seharusnya adalah tempat belajar tentang kemajuan, bukan tentang nilai.

Seperti Martin Luther King Jr katakan “ Intelligence plus character - that is the goal of true education” artinya "Kecerdasan dan kepribadian adalah tujuan pendidikan yang utama"

Dan masalah lain, saya pikir tidak adil bahwa standar antara setiap provinsi dipukul rata. Maksud saya, mereka memberi kita ujian yang sama di sini seperti yang mereka lakukan di pedalaman Papua padahal benar-benar jelas bahwa fasilitas belajar sangat kekurangan.

Sebagai siswa saya tidak ingin menjadi seperti petani dalam cerita.

Dan saya rasa banyak dari kita berpikir dengan cara yang sama.

Terima kasih